Payakumbuh — Dalam rangka melaksanakan studi tiru terkait pengembangan dan pembinaan industri kerajinan di Kota Payakumbuh, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Bukittinggi berkunjung ke Kota Randang, Senin (11/10).
Rombongan yang dipimpin oleh Kabid Industri Meta di terima oleh Kabid Perindustrian Kota Payakumbuh Bambang Hermanto di ruang kerjanya didampingi oleh Kasi Industri Sandang Hayatil Mardhiyah.
Kabid Bambang Hermanto bersama dengan Kasi Industri Sandang Hayatil Mardhiyah memberikan paparan singkat yang berkaitan dengan pengembangan dan pembinaan IKM di Kota Payakumbuh. Kota Payakumbuh memiliki dua pusat perindustrian, Sentra Rendang Payakumbuh dan Sentra Tenun Balai Panjang Payakumbuh.
Bambang Hermanto juga menyampaikan, baru-baru ini Disnakerin Kota Payakumbuh dan juga Dekranasda Kota Payakumbuh telah melaksanakan workshop kepada 10 IKM Pengrajin rajutan Kota Payakumbuh Melalui Workshop tersebut saat ini menurut informasi yang diterima keseluruhannya sudah berproduksi secara mandiri
“Di samping itu kami juga melakukan pembinaan kepada industri-industri sandang, pangan dan Kerajinan tangan seperti kerajinan rajut-merajut. Kami di Kota Payakumbuh ada kelompok usaha rajutan yang di beri nama dengan Rajut Fayari,” kata Bambang didampingi Hayatil Mardhiyah.
Kabid Meta sangat terkesan dengan penyampaian informasi dari Kabid Perindustrian Bambang Hermanto bersama Kasi Hayatil Mardhiyah. Penasaran dan belum merasa puas, rombongan tamu kemudian dibawa melihat langsung ke lokasi yang dipaparkan, yakni Industri Rajutan Fayari “Payocraft” di Kelurahan Parik Muko Aia Kecamatan Lamposi Tigo Nagori yang digawangi oleh Latifah Maya Sari.
Disana, berlangsung acara temu ramah dan diskusi berlajut bersama rombongan tentang perkembangan IKM kerajinan rajutan yang memiliki banyak peminat itu.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada Pemko Payakumbuh yang telah menyambut dan menerima kedatangan kami dengan baik, serta juga memberikan informasi yang menarik sehingga sedikit banyaknya bisa menjadi acuan dan langkah kedepan yang akan diterapkan di Kota Bukittinggi,” kata Meta. (Joli)