Fungsi Tontong Bagi Masyarakat Tanjung Barulak Kecamatan Tanjung Emas


Tanah Datar,kabarkinisite.com –Di Nagari Tanjung Barulak, Kec Tanjung Emas, Kab Tanah Datar terdapat sebuah tradisi kampung yang diberi nama Tontong . Tontong merupakan suatu alat yang digunakan untuk menginformasikan kalau ada salah seorang warga Tanjung Barulak yang meninggal dunia.

Penghulu Kampung Melayu Padang Datar, Dt Simarajo menjelaskan, bahwa Keberadaan Tontong ini sudah turun temurun sejak nenek moyang dahulu, bahkan semasa penjajahan dahulu, selain digunakan untuk menginformasikan orang yang meninggal dunia, ada juga untuk menginformasikan saat ada musibah, seperti memberi aba-aba jika ada penjajah yang datang. Irama yang digunakan yaitu dengan nada pukulan yang berbeda-beda juga.

Tontong terbuat dari kayu pilihan, yaitu dari pohon nangka yang besar. Kemudian dipahat oleh seorang seniman. Dan pemukulnya juga terbuat dari kayu. Ukuran Tontong biasanya sekitar tinggi 1 m dan diagonal 60 cm. Bagian dalam terdapat lubang sebesar 20 cm dan tinggi sekitar 70 cm. Dan lobang bagian dalam berdasarkan bentuk dan ukuran kayu, sebesar 3 cm disisakan dari bagian luar kayu. Kemudian dikasih gangga penggantung untuk saat dibunyikan.

“Biasanya Tontong diletakkan sekitar 500 meter di atas bukit, agar suaranya dapat terdengar oleh masyarakat Tanjung Barulak. Dengan jarak dengar sekitar 10 km²,”Gindo Sati.

Terdapat 18 kampung di Nagari Tanjung Barulak, dan setiap kampung umumnya memiliki tontong walaupun ada sebagian yang bergabung dengan kampung lainnya. Jumlah tontong keseluruhannya di Nagari Tanjung Barulak ada 10 buah.

“Dengan adanya Tontong ini, maka masyarakat pada umumnya akan tau suku dan kampung mana yang meninggal dunia, bahkan mereka akan tau dari keluarga mana yang meninggal dunia,”Godang Melayu, Pimpinan Rumah Melayu Nan Salapan.

Orang yang bertugas membunyikan Tontong adalah orang yang dipilih dari kampung tersebut, kemudian bunyinya juga berbeda-beda, tergantung usia orang yang meninngal dunia.

“Jika yang meninggal bayi, maka bunyinya satu irama, kalau anak-anak bunyinya dua irama, dan orang dewasa bunyinya tiga irama. Sebelum dibunyikan berdasarkan irama tersebut, maka dimulai dari memberi aba-aba dengan memukul bagian dalam tontong,”Dodi A, petugas membunyikan Tontong.

Setelah Tontong dibunyikan, berarti sekaligus menghimbau masyarakat untuk menggali kubur secara gotong royong dan sampai selesai pemakaman. Dan pihak keluarga yang meninggal seperti sumandan dan manyumandan akan segera datang kerumah duka dengan membawa kain kafan, kapas, sabun, dan perlengkapan untuk mayat lainnya. Kemudian warga kampung juga berdatangan kerumah duka untuk turut berduka dengan membawa beras pada umumnya.(joli)






Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *