Payakumbuh — Wajah Kota Payakumbuh terus dipercantik dengan pembangunan pedestrian area, dan yang paling penting sekali saluran-saluran drainase di bawahnya juga dibangun dengan lebih baik agar bisa mengatasi genangan air di kala hujan.
Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Bina Marga, Cipta Karya Dan Tata Ruang dengan kegiatan pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung langsung dengan sungai lintas daerah kabupaten/kota dan kawasan strategis provinsi.
Menurut keterangan Isriza Kasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Dinas Bina Marga, Cipta Karya Dan Tata Ruang Provinsi Sumbar selaku PPTK saat dihubungi media, Jumat (17/9), mengatakan anggaran pembangunan drainase di Payakumbuh ini bersumber dari APBD Pemprov Sumbar Tahun Anggaran 2021.
“Selain itu, ada lagi kegiatan Pemprov di Kota Payakumbuh seperti pembangunan drainase di Lundang dan pembangunan sarana penunjang TPA Regional di Padang Karambia,” ungkapnya.
Dari pantauan media, terlihat kendaraan berat eskavator sedang bekerja membongkar drainase lama di Jalan A Yani. Akan digali saluran drainase dengan panjang sekitar 400 meter, mulai dari kanopi sampai jembatan Ratapan Ibu, Kamis (16/9).
Pekerjaan senilai Rp.3.124.998.000 itu dilaksanakan oleh PT. Mutiara Medya Mandiri dengan waktu selama 149 hari kalender dengan Konsultan Pengawas CV. Karahositama Consultant, telah dimulai sejak 05 Agustus 2021 lalu.
Menurut Don Werry Dt. Nan Bosa selaku pelaksana pekerjaan dari PT. Mutiara Medya Mandiri, pekerjaan yang dilakukan adalah menggali saluran drainase yang akan awalnya pembingkaran trotoar lama dibbawah kanopi, memasang kerb, dan pipa untuk buangan air dari jalan ke drianase.
Sementara itu, untuk pedestrian area, dijelaskannya trotoar diperlebar menjadi 1,8 meter, karena trotoar lama hanya sekitar 1 meter saja, maka akan ada bahu jalan yang dikorbankan. Area untuk pejalan kaki ini sengaja diperlebar guna memudahkan akses masyarakat.
“Pedestrian areanya dibuat sama seperti, yang di Jalan Sudirman biar ada keserasian,” kata Don.
Karena pembangunan itu berada di Kelurahan Nunang Daya Bangun dan area pasar, media kemudian mewawancara Ketua Karang Taruna Nunang Daya Bangun Dedi Hendri. Asenk (panggilan akrab Dedi- red) mengatakan drainase lama ini dibangun di zaman penjajahan, jauh sebelum dirinya lahir. Terlihat memang keras sekali material drainase lama ini, cukup kewalahan alat beratnya menggali dan menghancurkan bekas betonisasi yang lama.
Diterangkannya, karena pembangunan ini dilaksanakan di area pasar dan sedikit banyaknya akan mengganggu aktifitas lalu lintas dan perparkiran, maka pihak kontraktor telah berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan, Damkar, Dinas Koperasi dan UKM, dan Satlantas Polres Payakumbuh agar kelancaran selama pengerjaan.
“Apalagi, jalan yang sedang dibongkar adalah akses yang biasa dilalui keluar masuk mobil damkar, maka perlu diperhitungkan kemungkinan kendala-kendala yang ditimbulkan oleh pekerjaan ini,” pungkasnya. (Joli)