Payakumbuh —- Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh dr. Bakhrizal Dt. Tumangguang mengatakan pihaknya terus komit melakukan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK), kalau menemukan balita dengan kecenderungan perlambatan pertumbuhan.
“Itu yang kita lakukan agar tidak terjadi kekurangan gizi kronis, sekaligus mencegah terjadinya stunting di masa depan,” kata Kadis yang akrab disapa Dokter Bek itu saat didampingi Staf Gizi Dinkes kepada media di ruang kerjanya, Jumat (1/10).
Dijelaskannya, Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh terus berupaya mendeteksi adanya kecendrungan stunting kepada anak yang sedang dalam proses pertumbuhan. Di Kota Payakumbuh tercatat ada balita bertubuh pendek sekitar 0,4 persen dari jumlah balita di Payakumbuh, namun kognitif anak berjalan dengan baik, sesuai dengan umurnya.
“Anak bertubuh pendek hanya salahsatu pertanda masalah kekurangan gizi kronis, ini yang membuat pemerintah waspada dan melakukan intervensi,” kata Dokter Bek.
Ditambahkannya, tumbuh kembang anak itu bukan hanya dilihat dari fisiknya saja, namun perkembangan mental mereka juga dilihat sejak usia kehamilan hingga umur 2 tahun atau 1000 hari pertama kehidupan.
“Nah, disinilah langkah kita aktif bersama kader posyandu melakukan pengawalan. Bila ada saja anak dengan indikasi stunting ketika diukur tinggi badannya, maka kita segera ambil langkah lanjut dengan pembinaan kepada keluarga agar mereka sadar akan pentingnya asupan gizi anak,” kata Dokter Bek.
Bahkan, dinas kesehatan juga aktif melakukan sosialisasi kepada kader yandu agar bisa melakukan pendekatan yang persuasif kepada orang tua anak, merekalah yang menjadi ujung tombak dari permasalahan gizi anak, jangan sampai anak gagal tumbuh dan gagal kembang.
“Tumbuh badannya, berkembang kognitifnya. Kita tentu mengupayakan agar balita harus naik tinggi dan berat badannya setiap dibawa ke posyandu, sesuai dengan umurnya. Intinya, kita di Payakumbuh waspada terhadap balita dengan stunting dengan melakukan pengamatan melalui posyandu seperti menimbang badan dan mengukur tinggi badan anak, sekaligus melihat perkembangan psikomotor anak atau kognitif anak,” pungkas Dokter Bek. (Joli)