Indeks

Orang Koto Nan Gadang Jadi Khatib Sholat ID di Halaman Balai Kota

Payakumbuh – Isnaldi Muhammad Dini yang menjadi khatib pada sholat Idul Adha di Halaman Kantor Balai Kota Payakumbuh, Minggu (10/07) merupakan putra Koto Nan Gadang yang telah malang melintang di dunia usaha.

Semasa kecilnya beliau menempuh jalur pendidikan dasar di SD Negeri 2 Payakumbuh. Karena kecintaannya pada islam, Isnaldi kecil melanjutkan studinya ke Perguruan Thawalib Padang Panjang. Kemudian beliau merantau ke Jakarta dan melanjutkan sekolahnya di SMU Terampil 1 Kampung Cawang Jakarta timur.

Setelah tamat, dia melanjutkan sekolahnya ke Universitas Imam LIPIA Jakarta, UPI YAI Jakarta, Institut Al-Aqidah Jakarta dan Universitas Indonesia.

Selain seorang ustad, Isnaldi juga dikenal sebagai seorang enterpreneur muda yang sukses. Dia mendirikan Yasmina Group dengan berbagai anak perusahan yang bergerak diberbagai bidang.

Selain itu dia juga menjabat Wakil Sekterais Jenderat Badan Pengurus Pusat HIPMI, Wakil Ketua Komisi Tetap Bidang Anggota Luar Biasa KADIN Indonesia. Waketum PP. Jaringan Saudagar muhammadiyah (JSM), Wasekjen ISMI, Ketua Umum Ikatan Alumni Thawalib Padang Panjang.

Dia juga merupakan Manager Tim Nasional Federasi Vovinam Indonesia serta Tim Investasi Provinsi Sumatera Barat.

Dalam khutbahnya, beliau menyinggung kisah yang sangat identik dengan kisah qurban Nabi Ibrahim AS dan putra kesayangannya yakni Nabi Ismail AS.

Semua itu bukanlah karangan fiksi, melainkan kisah nyata yang Allah abadikan dalam Alquran, termasuk perintah penyembelihan Nabi Ismail.

Setelah diselamatkan oleh Allah dari peristiwa pembakaran yang dilakukan Raja Namrud, Nabi Ibrahim memilih untuk berhijrah. Setelah sekian lama, beliau bertemu dengan Siti Hajar kemudian memutuskan untuk menikah dengannya.

Hasil dari pernikahan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar adalah seorang putra yang diberi nama Ismail. Putra beliau nantinya juga akan diangkat sebagai nabi oleh Allah. Nabi Ibrahim sangat menyayangi Ismail dan mendidik putranya tersebut dengan amat baik serta hati-hati.

Namun, ujian yang sangat berat bagi beliau tiba-tiba datang ketika Ismail masih berusia belia.

Nabi Ibrahim mengalami mimpi yang mengejutkan yakni menyembelih putra satu-satunya, Ismail. Mimpi mengurbankan Ismail datang terus menerus hingga tiga kali.

Nabi Ibrahim sangat bingung akan makna dan kebenaran dari mimpi tersebut. Beliau terus meminta petunjuk kepada Allah agar tidak salah dalam mengambil keputusan.

Beliau menceritakan hal yang terjadi dalam mimpi, kemudian meminta pendapat Ismail dengan sejujurnya. Tanpa ragu sedikitpun, Nabi Ismail memohon kepada ayahnya untuk melakukan penyembelihan sesuai yang diperintahkan oleh Allah melalui mimpi.

Nabi Ibrahim sangat bangga akan ketaatan Ismail, namun tetap merasa sedih sebagai seorang ayah yang sangat mencintai putranya.

Beliau membawa putranya ke Mina untuk melaksanakan perintah kurban. Ketika sampai di lokasi, Nabi Ibrahim menyuruh putra kesayangannya untuk berbaring.

Nabi Ibrahim menyadari betapa ikhlas dan tabahnya seorang Ismail yang umurnya masih remaja pada saat itu. Dengan berlinang air mata, beliau memantapkan hati untuk menyembelih anak kesayangannya.

Sebelum mengambil pisau, Nabi Ibrahim terlebih dahulu mencium Ismail dengan penuh rasa kasih sayang. Kemudian, beliau menempelkan pisau tajam di leher Ismail. Pada saat itu, Allah menunjukkan kebesaran-Nya.

Pisau yang tajam sama sekali tidak melukai leher Ismail. Padahal, pisau yang digunakan oleh Nabi Ibrahim sanggup membelah batu yang keras. Beliau terus mengulangi penyembelihan, namun tetap tidak ada bekas di leher Ismail.

Lalu, Allah menurunkan firman-Nya yang termuat dalam Alquran surat As-Saffat ayat 104 – 108. Allah hanya bermaksud untuk menguji Nabi Ibrahim kemudian mengganti sembelihan dengan seekor kambing.

“Dari pengorbanan Nabi Ibrahim yang bersedia menyembelih Ismail, kita belajar bahwa ego duniawi sama sekali tidak boleh mengungguli kecintaan kepada Allah,” kata Khatib Isnaldi Muhammad Dini.

“Serta tingkat keikhlasan yang tingkatnya begitu tinggi sehingga tidak ragu sedikitpun untuk mematuhi semua perintah Allah,” tukuknya.

Isnaldi berpesan, bagi para orang tua, kisah Nabi Ibrahim dan Ismail ini dapat dijadikan pelajaran yang sangat berharga untuk berusaha menjadi role model yang baik untuk mendidik anak-anak.

“Selama hidup, Nabi Ibrahim merupakan sosok orang tua yang tidak pernah berbohong, dapat diandalkan, amanah dan penuh kasih sayang. Ini dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam mendidik anak kita,” ucapnya.

“Serta qurban juga sebagai tanda ketaatan kita kepada perintah Allah bahwa harta yang kita miliki itu datangnya dari Allah dan harus dikembalikan dalam bentuk ketaatan kepada Allah juga,” tambahnya.

Sementara itu, Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh ASN Pemko Payakumuh, Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai dan semua komponen masyarakat, atas semua dukungan, partisipasi, masukan, serta ide yang telah diberikan untuk kemajuan Payakumbuh.

“Selama kami menjadi kepala daerah di kota yang kita cintai ini, mungkin banyak yang belum dapat kami wujudkan sampai akhir dari masa kepemimpinan kami yang hanya tinggal beberapa bulan lagi. Untuk itu atas semua khilaf dan segala kekurangan kami, kami mohonkan maaf yang sebesar besarnya,” ujarnya.

“Harapan kami kedepan dengan kepemimpinan walikota baru agar dapat melanjutkan pembangunan terhadap kota yang kita cintai ini. Kita berdo’a supaya Payakumbuh ini dipimpin oleh tokoh yang ikhlas mengabdi untuk masyarakat dan semoga kota berserta masyarakatnya bisa lebih sejahtera lagi,” tambahnya.

Selain itu, menanggapi adanya statemen negatif dari salah seorang pengusaha muda Kota Payakumbuh, Riza mengajak para calon-calon pengusaha agar meniru pengusaha yang telah sukses yang ada di kota ini, banyak sekali. Dicontohkannya pemilik kafe Kopmil, Gerobak kopi, dan lain-lain, mereka adalah contoh sebagian kecil pengusaha di usia muda telah sukses.

“Bahkan Buya Isnaldi yang barusan saja sebagai khatib Salat Idul Adha di lapangan poliko Balai Kota adalah sebagian contoh pengusaha sukses, bahkan beliau muda, pengurus HIPMI pusat, pengurus Kadin Pusat dan sangat rendah hati,” kata Riza.

“Berbeda dengan pengusaha muda yang memberi kita “rapor merah”, tingkahnya pongah, tinggi hati, ingin minta disapa terus, padahal prestasinya nol besar. Cobalah tunjukkan prestasinya agak satu saja, belum pernah kedengaran selain bertingkah yang asal beda sendiri. Bukan zamannya orang bermental begini didukung dan dipelihara. Kita ingin justru pengusaha kelas dunia lahir di Payakumbuh dan menjadi Hero bagi Payakumbuh, bukan pengusaha manja yang maunya disapa dan dielus elus,” lanjutnya.

“Silahkan kritik tapi yang objektif lah. Jangan seperti ada tikus di rumah, yang dibakar rumahnya. Kasihan Payakumbuh susah payah kita bangun trus kita bakar dengan bahasa-bahasa rendahan yang tidak perlu, seakan akan Payakumbuh ini jelek semua. Saya sering bersama Risma, bersama Ridwan Kamil, bersama abdullah azwar anas, dll mendapat penghargaan di tingkat nasional, dan itu bukan kebanggaan kami, tapi kebanggaan payakumbuh. Jadi mari kita rawat payakumbuh, dirawat dengan hati nurani,” pungkasnya. (Joli)

Exit mobile version