Payakumbuh — Wakil Wali Kota Erwin Yunaz memanen bawang bersama Kelompok Tani Kosiak, di Lingkungan Payolinyam, Kelurahan Tigo Koto Dibaruah, Kecamatan Payakumbuh Utara, Kamis (2/8).
Turut hadir Camat Desfitawarni, Kabid PTH Dinas Pertanian Rozi Alleni, Lurah Dian Fitria, petugas BPSB dari Provinsi Sumbar Oktaviandra, Koordinator DPP Yuliza, Penyuluh Eni Kurniati, serta KJF Dinas Pertanian Sesderfi dan Ketua Kelompok Tani Kosiak Bustanul Arifin (Itok) didampingi Ketua Subhortikultura Hengki.
Di lahan seluas kira-kira 1000m² ini dilakukan penamanan sebanyak 50 Kg bawang varietas SS Sakato, bibit bantuan dari Dinas Pertanian Kota Payakumbuh melalui program sekolah lapangan (SL) swadaya cabe dan bawang. Setelah sekitar 70 hari, hasilnya didapat rata-rata 250 gram per rumpun, artinya lebih dari 700 Kg bawang dapat dipanen, dan ini adalah penanaman keempat sejak sekolah lapangan swadaya bawang itu dijalankan selama 1 tahun.
Menurut Keterangan Kabid PTH Rozi Alleni, pada tahun ini Pemko Payakumbuh menganggarkan bantuan bibit bawang untuk 2 hektar, atau sekitar 2 ton untuk kelompok tani se Kota Payakumbuh berdasarkan dari usulan kelompok tani. Untuk Kelompok Tani Kosiak di Payakumbuh Utara ini, mereka dibantu 400Kg bibit. Tahun depan ada peningkatan anggaran untuk bantuan bibit bawang, dimana pada tahun 2021 sebanyak 2 hektar, untuk tahun 2022 ditingkatkan sekitar 4 hektar.
“Kelompok Tani Kosiak sudah swadaya menanam bawang bahkan sebelum mendapat bantuan bibit karena minat mereka cukup tinggi. Tidak menutup kemungkinan kelompok tani lain bisa mendapatkan bantuan dari dinas bila memiliki komitmen untuk menanam. Jangan sampai bibit tidak ditanam, malah diperjual belikan. Apabila mereka serius melakukan pengembangan, maka kami dari dinas akan melakukan cek ke lapangan dan cek lahan terlebih dahulu,” terang Rozi.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Erwin Yunaz menyampaikan hasil panen bawang kali ini cukup memuaskan. Apabila sungguh-sungguh dalam mengembangkan bawang ini, dapat menjadi komoditi baru yang bakal memenuhi kebutuhan pasar karena peluang cukup terbuka, dan kualitasnya tidak berbeda dengan bawang pada umumnya, ukurannya pun cukup besar.
“Setelah pemerintah memberikan dorongan, kelompok tani harus bisa mandiri. Untuk pasar atau hilir dari produksi ini bisa memenuhi kebutuhan rumah-rumah makan atau restoran, bahkan pasar di luar daerah. Bila hasilnya membludak, kita gelar pasar tani,” ungkapnya.
Dijelaskan Erwin bila selama ini benih masih dibeli di luar daerah, dengan melihat potensi panen hari ini, akan ada bibit yang bisa didapatkan bersumber dari benih, tidak perlu beli lagi karena ada sumber benih yang didapatkan dari swadaya.
“Bila tahun ini masih dipanen untuk konsumsi, untuk tahun depan diharapkan dapat dikembangkan untuk jadi benih. Kita lihat 3 tahun belakangan ini kelompok tani terus bangkit dan menggarap lahan-lahan mereka. Disana Pemko hadir mendorong minat agar hasilnya lebih tinggi,” tukuk Erwin.
Ditambahkannya, keuntungan yang ditawarkan bila menanam bawang di Payakumbuh adalah dari segi pupuk, tidak perlu lagi membeli ke luar daerah karena banyak usaha kandang ayam di Luak Limopuluah.
“Sesuatu yang diawali dengan ilmu, maka hasilnya baik. Program ini sejalan dengan program provinsi dan pusat. Payakumbuh bisa jadi sentralisasi industri pertanian dan peternakan, insyaallah menghadirkan kesejahteraan bagi petani kita” kata Erwin.
Dari sisi Ketua Kelompok Tani Kosiak Bustanul Arifin didampingi Ketua Subhortikultura Hengki, menjelaskan kalau penanaman ini dilakukan secara tumpangsari, mereka dibimbing oleh narasumber Halim Antoni dari petani pakar yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan untuk pengomposan dibimbing oleh Dedi selaku tim teknis pengomposan dan pendampingan penyuluh oleh terus menerus.
Di sekolah lapangan, mereka juga melakukan uji coba pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan bawang merah. Ada sampel yang diamati di masing-masing bedengan. Hasil terbaiklah yang direkomendasikan untuk ditanam untuk konsumsi maupun kebutuhan bibit.
“Pada panen hari ini kami ingin sedikit “pamer” atau memberi tahu Pemko kalau bawang cocok ditanam di Payakumbuh untuk dibudidayakan, dan kenyataannya sudah nampak. Kelompok kami berhasil membudidayakan bawang merah dengan hasil memuaskan. Kami juga berharap ada fasilitas untuk mengolah bawang agar hasil panen dapat ditampung dan kami bisa terus bersemangat memproduksi bawang di lahan-lahan produktif,” pungkasnya. (Jolo)