Payakumbuh — Entah apa yang ada dalam fikiran belasan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) asal Kabupaten Tanah Datar ini. Padahal, mereka menerima surat kelulusan sama dengan sekolah lainnya, yaitu kemarin.
Naas, niat ingin menggelar aksi euforia kelulusan sekolah di Kawasan BWSS V Batang Agam, mereka harus menerima kenyataan berhadapan dengan petugas penegak perda, Satpol PP Payakumbuh yang sedang melakukan patroli antisipasi penyakit masyarakat sekaligus antisipasi euforia pelajar SMP yang hari ini menerima surat kelulusan, Jumat (4/6) senja.
Satpol PP yang dipimpin Kabid Tibum Joni Parlin saat turun lapangan itu langsung menertibkan belasan siswa SMK yang bajunya sudah dicoret-coret dan disemprot cat. Mereka mendapat hukuman push up.
“Kita menertibkan sebanyak 17 siswa, ada 15 orang laki-laki dan 2 perempuan. Mereka diberi pembinaan dan sanksi fisik berupa push up, diberi arahan untuk bubar dan kembali ke rumah masing-masing,” kata Kasapol PP Devitra kepada media via whatsapp, Jumat (4/6) malam.
Devitra juga menginformasikan, menurut keterangan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV Provinsi Sumatera Barat Asricun, SMK 1 Tanjung Baru pengumuman kelulusan sudah dari kemaren. Dinas sudah memberikan instruksi kepada pihak sekolah agar mengantisipasi siswa untuk tidak melakukan euforia, namun tetap dilakukan.
“Saat ditanya petugas, alasan salah satu siswa supaya tidak diketahui oleh guru mereka mengadakan euforia kelulusan. Alasan mereka ke BWSS V karena dibawa teman agar tidak ketahuan guru atau pihak sekolah. Memang pihak sekolah tidak tahu, tapi mereka malah bertemu Satpol PP Payakumbuh,” papar Devitra.
Devitra juga menginformasikan, untuk siswa SMP, dari hasil pantauan Pukul 17.00 hingga 20.00 WIB belum ditemukan ada yang melakukan aksi euforia dengan konvoi di jalan atau coret-coret baju di tempat umum. (Joli)