Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Gandeng Dinas Kominfo Tanah Datar, Gelar Authentic Minangkabau

Tanah Datar – Acara dialog budaya yang bertema Authentic Minangkabau yang digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama Dinas Kominfo Tanah Datar semakin mendapat sambutan dari berbagai lapisan masyarakat. Pada episode dua, Rabu 28 April 2021 yang ditayangkan secara life di Radio Luhak Nan Tuo 102.5 FM dan YouTube Chanel Dinaskominfo Tanah Datar dengan format podcast ini semakin banyak ditonton.

Topik yang diangkat pada episode dua ini adalah Baju Rayo (fashion) dan Kue Rayo (kuliner) di Minangkabau. Hadir sebagai narasumber Dr.Hj.Demina, M.Pd seorang akademisi di IAIN Batusangkar yang juga aktif di Bundo Kanduang Tanah Datar. Hadir pula Irwan Malin Basa yang seorang peneliti dan pelestari kebudayaan serta Abrar Mukhlis Kabid Kebudayaan di Dikbud Tanah Datar.

“Islam mengajarkan kita untuk memakai pakaian terbaik ketika akan menuju mesjid. Sedangkan untuk lebaran idul Fitri kita akan menuju mesjid untuk sholst. Tentu sepantasnya kita memakai pakaian terbaik kita” ujar Demina.

“Dari sisi budaya, nenek moyang kita sudah mewariskan berbagai tradisi dalam menyambut lebaran ini. Baik itu kulinernya seperti lamang, wajik, kalamai dan lain sebagainya. Artinya,  budaya ini sudah ada semenjak dahulu namun bentuk dan polanya saja yang mengalami perubahan” jelas Irwan Malin Basa.

Sementara itu Abrar Mukhlis menghimbau agar masyarakat kita kembali melestarikan budaya kita baik kuliner maupun fashion dalam menyambut lebaran ini. “Semua bahan kuliner bisa kita peroleh di lingkungan kita” urai Abrar.

Acara Authentic Minangkabau ini sengaja mengambil topik yang up-to-date dan disesuaikan dengan timing yang pas sehingga topiknya tidak ketinggalan momen. Acara ini akan tayang dua kali sebulan dan berjumlah 28 episod untuk tahun 2021 ini.

Di akhir acara, para narasumber menghimbau kepada seluruh masyarakat agar jangan berlebih lebihan dalam menyambut lebaran. Apalagi saat ini kondisi kita sedang dilanda Covid-19 dan ekonomi menurun. “Biasakanlah sikap sederhana dan sesuaikan dengan situasi dan kondisi” ujar para narasumber. (

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *