Batusangkar, Tanah Datar-Pola asuh anak sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan anak atau stunting. Stunting berkaitan erat dengan aspek prilaku terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makanan bagi bayi dan balita.
Stunting atau gagal tumbuh pada bayi yang berakibat anak balita lebih pendek dari anak seusianya akibat kurang gizi kronis karena asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu yang lama.
“Stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah, kualitas gizi, serta tidak beragam,” kata Ketua TP PKK Tanah Datar Ny. Lise Eka Putra.
Hal itu dikatakannya ketika menjadi narasumber pada saat pertemuan lokus Kampung Keluarga Berkualitas di Aula Kantor Wali Nagari Guguak Malalo Kecamatan Batipuh Selatan, Jumat (29/07).
Ny. Lise Eka Putra menyebut stunting juga dipengaruhi prilaku terutama pola asuh yang kurang baik seperti pemberian makanan pada bayi dan balita. Begitu juga dimasa kehamilan penting juga pemenuhan kebutuhan gizi, stimulasi bagi janin serta pemeriksaan kandungan dimasa kehamilan.
“Orang tua tidak hanya ibu namun ayah dan ibu, jadi pola asuh dan gizi seimbang serta pemberian ASI itu dipengaruhi oleh pemahaman orang tua dalam mengatur gizi dan kesehatan dari itu perlu edukasi untuk merubah prilaku kearah peningkatan gizi bagi ibu dan anak,” ujarnya.
Ditambahkan Ny. Lise Eka Putra stunting tidak hanya terganggu pertumbuhan fisik (bertubuh pendek/kerdil) semata namun juga terganggu perkembangan otaknya sehingga akan mempengaruhi prestasi di sekolah maupun kreatifitas dimasa produktif.
Ny. Lise Eka Putra minta para kader PKK dan kelompok-kelompok dasawisma untuk berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarkat disekitar tempat tinggal mengingat di kelompok dasawisma juga terdapat data-data masyarakat yang lengkap.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas PMDPPKB Nofenril mengatakan sesuai instruksi Ketua TP PKK untuk menggerakkan dasawisma-dasawisma dalam penanganan stunting dari itu perlunya akurasi data keluarga yang ada di dasawisma.
“Kedepannya semoga data-data yang ada di dasawisma semakin akurat lagi dan dasawisma bisa menjadi ujung tombak penanganan stunting di Tanah Datar,“ ujarnya.
Nofenril mengatakan jika pola asus salah, gizi tidak terpenuhi, tidak seimbang dan tidak beragam, imunisasi juga tidak lengkap, maka sangat besar peluangnya keturunan akan menjadi stunting.
Pada kesempatan itu Nofenril juga sampaikan untuk cegah stunting pentingnya Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di kampung keluarga berkualitas.
Acara pertemuan lokus kampung keluarga berkualitas itu turut sebagai nara sumber Kepala Dinas Kesehatan Tanah Datar dan perwakilan Dinas PMD Provinsi Sumatera Barat. (Joli)